Kerja Sama Yayasan Partisipasi Muda (YPM)

Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unpatti Jalin Kerja Sama Strategis dengan Academia Politica untuk Pendidikan Iklim dan Partisipasi Politik Anak Muda

Ambon — Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Pattimura resmi menjalin kerja sama dengan organisasi kepemudaan Academia Politica atau Yayasan Partisipasi Muda (YPM) dalam rangka memperkuat pendidikan politik dan kesadaran lingkungan bagi generasi muda di Maluku. Kerja sama ini ditandai melalui kegiatan seminar bertema “Dampak Perubahan Iklim Ambon: Nelayan Sulit Dapat Ikan, Kita Sulit Dapat Makan”, yang digelar di Ambon.

Direktur Eksekutif Academia Politica, Neildeva Despendya Putri, menegaskan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya warga Indonesia timur, mengenai isu perubahan iklim. Menurutnya, tanpa kesadaran yang kuat, upaya menjaga Ambon dan Maluku dari kerusakan lingkungan akan sulit dilakukan.

Neildeva juga menekankan hubungan erat antara perubahan iklim dan keputusan politik.

“Anak muda harus melek politik, karena setiap kebijakan berdampak langsung pada kehidupan kita,” ujar Neildeva.

Ia mencontohkan dampak nyata seperti penurunan kualitas udara akibat penggunaan energi kotor dan pencemaran laut akibat proyek tambang, yang membuat nelayan semakin sulit menangkap ikan.

Sebagai bagian dari kerja sama, Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unpatti melalui Ketua Program Studi, Mike J. Rolobessy, M.T, memaparkan situasi perubahan iklim di Maluku. Ia menjelaskan bahwa kerusakan terumbu karang menjadi salah satu dampak paling serius akibat aktivitas manusia seperti pengeboman ikan, pembuangan limbah, penggunaan jangkar sembarangan, hingga praktik bameti.

“Ekosistem laut kita semakin tidak stabil. Jika ini berlanjut, banyak spesies akan punah dan nelayan akan semakin kesulitan mencari ikan,” jelas Mike.

Kerja sama ini juga melibatkan kolaborasi dengan instansi pemerintah. Selfrida M. Horhoruw dari Dinas Kehutanan dan Perikanan Provinsi Maluku memaparkan posisi strategis Maluku dalam kawasan Coral Triangle, pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Ia mengingatkan bahwa wilayah ini terancam oleh overfishing, penggunaan energi kotor, dan eksploitasi terumbu karang.

Pemerintah Provinsi Maluku, lanjutnya, telah mengeluarkan sejumlah kebijakan seperti Pergub No. 29/2024 tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan serta Pergub No. 43/2024 tentang Konservasi Penyu sebagai bentuk komitmen terhadap perlindungan lingkungan.

Dari pihak mitra, R. Jemmy Talakua dari Yayasan Rumah Generasi menyoroti dampak perubahan iklim terhadap kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak, lansia, dan masyarakat adat. Ia menegaskan perlunya kebijakan inklusif dalam menghadapi krisis iklim.

Kerja sama Prodi Ilmu Pemerintahan dengan Academia Politica juga menekankan prinsip inklusivitas. Salah satu peserta tuli, Hawa Tuhulele, mengapresiasi ruang yang diberikan bagi penyandang disabilitas dalam kegiatan ini.

“Kami merasa dihargai. Ini bukti bahwa semua suara memiliki tempat dalam perjuangan melawan krisis iklim,” ungkap Hawa.

Peserta muda lainnya, Azmi dari SMAN 13 Ambon, memberikan pesan khusus untuk generasi muda Ambon.

“Anak-anak Ambon jangan takut bersuara! Masa depan Ambon ada di tangan kita,” tegasnya.

Melalui kerja sama ini, Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unpatti dan Academia Politica sepakat untuk melanjutkan kolaborasi dalam penelitian, edukasi politik, dan penguatan kesadaran iklim. Kolaborasi ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda Maluku yang kritis, peduli lingkungan, dan siap menjadi agen perubahan di daerah kepulauan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *